Cat Kayu Terbaik Untuk Furniture Jepara

Terkenalnya furniture Jepara selain dari ukirannya juga karena cat kayu terbaik dengan warna natural transparan.

Furniture di Asia berkembang dengan gayanya sendiri walaupu masih terdapat campuran desain dari negara Barat karena adanya masa kolonial. Furnitiure Asia yang berkembang dengan gayanya sendiri terdapat apda negara negara Indonesia, China, Pakistan, Jepang, India, Burma, Korea dan Monggolia. Di Indonesia sendiri furniture berkembang di kota Jepara, Bali dan Yogyakarta. Setiap daerah masih berkembang dan maju hingga saat ini seperti pada kota Jepara.

Funiture dari kota Jepara yang terkenal hingga saat ini selalu memiliki ukiran yang unik dengan warna natural transparan. Ukiran Jepara sendiri sudah terkenal sejak zaman Kartini yang memelopori ekspor furniture ke negeri Belanda. Agar furniture Jepara awet, terlihat bagus dan memiliki daya tarik tersendiri selain dari ukiran juga diberikan cat kayu warna natural transparan. Proses finsihing pada furniture Jepara menggunakan cat kayu terbaik selalu dilakukan oleh para pengrajin di desa tahunan yang merupakan sentra pengrajin mebel terbesar di Jepara.

Tentang Furniture Ukiran Di Jepara

Furniture di Jepara sudah ada sejak pemerintahan Ratu Kalinyamat (1521-1546). Sang Ratu membangun sebuah Masjid yang dikenal dengan Masjid Mantingan dan Makam Jirat (makam untuk suaminya). Masjid tersebut diperindah dengan ukiran yang dibuat oleh Sungging seorang anak pengukir dari Campa (Cambodia). Sungging diminta untuk memperindah masjid dan makam tersebut sehingga terdapat 114 relief pada batu putih yang bisa dilihat hingga saat ini. Kemampuan mengukir lalu tidak hanya dimiliki oleh Sungging saja, rata rata penduduk Jepara memiliki kemampuan mengukir dan menjadikannya sebagai mata pencaharian.

Setelah masa Ratu Kalinyamat berakhir, perkembangan ukiran furniture di Jepara berkembang pada masa Kartini. Pada masa ini Kartini menekankan pentingnya desain kemudian mengumpulkan pengrajin ukir, memberikannya modal dan memasarkannya hingga ke Batavia, Semarang dan Belanda. Pada masa ini pula ukiran dikembangkan pada produk rumah seperti mebel yang sebelumnya hanya digunakan sebagai lukisan saja. Pada 1 Juli 1929 Kartini mendirikan sekolah ukir bernama “Openbare Ambachtschool”. Mendukung dengan kegiatan tersebut, pemerintah Jepara mendirikan komunitas “Jepara’s Houtsnjiwerk En Meublemaker” akan tetapi tidak bertahan lama. Setelah tutupnya komunitas dan sekolah tersebut penduduk Jepara menurunkan keahlian mengukir secara turun temurun hingga saat ini.

Rata-rata pengrajin Jepara yang memiliki keahlian ukiran turun temurun ini membangkitkan ekspor baik di luar negeri maupun di dalam negeri. Walaupun ekspor mebel Jepara masih kalah dengan ekspor mebel di Bali, Jepara masih sering memasok mebel ke daerah seperti Jawa, Bali, Sumatera dan Kalimantan. Dari kualitas mebel Jepara yang baik bisa dilihat dari penggunaan cat kayu terbaik. Cat yang digunakan pada mebel Jepara tidak akan mudah pudar baik untuk furniture indoor atau outdoor.

Furniture Kayu di Jepara Selalu Menggunakan Cat Kayu Terbaik

Menurunya ekspor di Jepara bukan karena menurunnya kualitas dari mebel akan tetapi kemampuan yang belum mencukupi untuk melakukan ekspor. Akan tetapi kota Jepara sempat mendapatkan kenaikan nilai ekspor tinggi dari 4 juta US dolar menjadi 24 juta US dolar perkembangan tersebut tejadi sejak tahun 1992 hingga 2000. Setelah mengalami penurunan industri mebel Jepara tetap bisa baik karena penjualan lokal.

Kualitas mebel Jepara yang tidak menurun juga dipengaruhi cat kayu terbaik yang digunakan. Jika untuk furniture ukiran, cat yang digunakan harus mudah daplikasikan, memiliki wara natural yang tajam dan transparan baik serta aman digunakan baik untuk aplikator maupun pengguna mebel. Salah satu merk cat kayu yang bisa digunakan adalah cat kayu Biovarnish.